
H.Kurniawan (kanan)saat mendampingi Presiden Prabowo Subianto.
Oleh: H.Kurniawan, Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo
Demokrasi Indonesia Itu berbeda dengan Eropa, sebab demokrasi di Indonesia mengedepankan falsafah bangsa yakni Bhineka Tunggal Ika. Jadi tegas demokrasi Indonesia memiliki kekhasan yang tidak sama dengan bangsa-bangsa lain.
Sehingga, politik kita bukan politik dendam dan bukan sekedar ujaran kebencian atau kritik yang membabi buta tanpa solusi.
Ya, namanya babi jika buta dia akan sruduk sana dan seruduk sini tidak peduli apa dan dampak yang dia seruduk.

Kini rakyat kita dipertontonkan dengan drama politik atau lebih tepatnya sirkus yang dimodali oleh para oligarki, politisi busuk yang korup yang sedang menyerang Presiden Prabowo dengan cara yang kotor seperti pikiran mereka menjual dan merampok kekayaan alam Indonesia.
Menurut Presiden Prabowo. ”Negara walaupun kaya, negara walaupun luas, negara walaupun punya sumber alam yang luar biasa. Kalau elite-nya tidak bisa kerjasama.Tidak mungkin negara itu bisa berhasil,” Karena itu, lanjut Presiden, demokrasi Indonesia harus khas. Setelah bersaing dalam pemilu, baik level nasional maupun daerah, semua harus bersatu.”Kontestan yang menang dengan kontestan kalah harus bersatu,” katanya.
Dasar ini bisa semestinya jadi pedoman, kita paham bahwa saat ini sedang ada yang melakukan cek ombak, bagaimana jika presiden di provokasi dengan ujaran kebencian, cemoohan, kata-kata tak membangun atau diadu domba.
Pola dan tingkah lakunya sama dan mencirikan kemana dan apa tujuan mereka, jangan terpancing, sebab mereka yang memprovokasi memang berniat menghancurkan kesatuan dan persatuan bangsa.
Presiden Prabowo selalu ingatkan bahwa bangsa ini selalu gampang dipecah belah, Presiden mengingatkan soal politik devide et impera, politik inilah yang digunakan para kolonial untuk memecah belah dan merampok kekayaan alam Indonesia, selama 350 tahun.
Bangsa asing tahu, bahwa Indonesia kuat, jika dilawan dengan senjata maka tidak akan kalah, sejarah membuktikan, saat pasukan Mongol kalah dan terjadinya perang Diponegoro, para asing mengalami kerugian yang sangat besar.
Tapi saat para penguasanya dihasut dan menjadi komprador bangsa asing dan haus kekuasaan, maka hancurlah persatuan dan kesatuan.
Presiden Prabowo sejatinya paham betul apa yang telah terjadi akan geopolitik dalam dan luar negeri. Oleh karenanya letupan demo yang masif pastinya ada niat terselubung.
Catat, bahwa selama 10 tahun tidak pernah ada demo besar, mahasiswa kemana saja? ujuk-ujuk demo dengan kata-kata kotor dan kasar. Demo itu benar dan sejatinya Mensesneg sudah membuka pintu, Ayo berdialog, bukan memaki dan mencibir.
Memang zaman berubah. tapi cita-cita kita adalah sama, untuk kesejahteraan rakyat, untuk rakyat yang adil dan makmur, bahkan untuk Indonesia menjadi Adikuasa Baru di Dunia dan itu yang ditakutkan oleh negara asing.