
Prosesi perdamaian adat, Belah Kayu Doli, di Puncak Jaya, Papua.
Konflik berkepanjangan akibat pilkada di Kabupaten Puncak Jaya, Papua berhenti dengan menggelar ritual belah Kayu Doli, sebagai simbol perdamaian.
Menurut Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa, dia memberi apresiasi kepada berbagai pihak yang bekerja keras, baik untuk menjaga keamanan, mencari solusi untuk terjadinya perdamaian, serta melayani sejumlah korban, saat terjadinya konflik di Kabupaten Puncak Jaya, selama proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sejak November 2024.

Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa.
“Terima kasih banyak dari lubuk hati yang paling dalam karena kalian sudah berbuat baik untuk negeri ini, menyelamatkan nyawa para korban. 600-an orang luka-luka dan 14 orang meninggal dunia yang tak bisa dibeli dengan uang. Sebab nyawa lebih penting dari kekayaan dan jabatan. Dan kita harap ini tidak terulang lagi,” ujarnya.
Meki juga mengatakan kebesaran hati kedua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya untuk menerima hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada 7 Mei 2025 lalu dan beritikad baik menggelar ritual perdamaian hari ini adalah pelajaran politik berharga bagi generasi Puncak Jaya.
“Ini tantangan saya dan Deinas Geley menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur pertama di negeri ini. Orang ragu kita pimpin negeri ini, saya ditekan dari segala sisi, tapi saya tegaskan kita akan damaikan. Dan hari ini Puji Tuhan, Tuhannya orang Puncak Jaya, Tuhannya orang Lani, datang menyelesaikan masalah ini. Kita mengucap syukur kepada Tuhan Yesus,” katanya.