Oleh: Asep Solihudin S.Sos.ME

Jauh di mata dekat di hati, persabatan antara Presiden Prabowo Subianto dan Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein menjadi pelajaran buat kita makna kata sahabat.
Teman memang banyak, namun yang namanya sahabat pasti hanya hitungan jari, sebab sahabat merupakan orang dan tempat kita mencurahkan segala isi hati dan dia mengerti dan menjaga serta bisa membantu memberikan solusi dengan proses timbal balik yang seimbang serta ikhlas.
Mengapa sahabat tidak banyak, sebab seorang sahabat pastinya terbina melalui tempaan yang tidak biasa, tempaan yang se-frekuensi, tempaan yang membuat kita se-nasib se-penanggungan, berjuang bersama, sakit senang bersama bahkan persahabatan itu bisa melebihi saudara kandung.
Banyak kisah persahabatan yang mengemuka, dimana diantara mereka bahkan rela mengorbankan jiwa untuk orang yang memang mereka anggap betul-betul patut diberikan itu. Bahkan ada sejumlah semboyan persahabatan yang tidak masuk diakal. Biasanya terjadi di dalam ikatan grup kecil yang solid.
Beberapa semboyan persahabatan yang mengemuka seperti:
“Bersatu dalam latihan, saudara dalam perjuangan.”
“Disiplin membentuk pejuang, bersama membentuk kekuatan.”
“Setia kawan di tengah badai, teguh menjaga Bersama.”
“Berani karena bersama, kuat karena setia.”
Persaudaraan dan Persahabatan Yang Tercatat Dunia dan Akhirat, Muhajirin & Anshar
Kisah persaudaraan dan persahabatan antara dua kelompok besar di era Nabi Muhammad pun mengemuka, bisa dibilang kisah yang satu ini sebagai bentuk persahabatan yang tulus ikhlas atas nama Alloh.
Kisah ini mengemuka saat Ketika Rasulullah dan para sahabat berhijrah dari Makkah ke Madinah, mereka meninggalkan hampir seluruh harta, rumah, serta pekerjaan. Kaum Muhajirin datang dalam keadaan lemah, sementara di Madinah sudah hidup kaum Anshar, penduduk asli dari suku Aus dan Khazraj yang telah lebih dulu memeluk Islam.
Nabi Muhammad mempersaudarakan dan menjadikan mereka bersahabat erat tanpa sekat didasari keimanan. Tujuan dari dipersaudarakan dua kelompok besar yakni
- Menyatukan dua kelompok yang berbeda latar belakang sosial,
- Menghapus potensi konflik,
- Membangun solidaritas dan kekuatan umat yang baru.
Kisah kaum Anshar memperlihatkan ketulusan yang tak ditemukan dalam sejarah. Apa pun yang dibutuhkan kaum Muhajirin seperti rumah, kebun, bahkan sebagian harta diberikan untuk Muhajirin. Bahkan mereka ada yang berkata:
“Ini hartaku: ambillah separuhnya.”
Ada pun kisah paling terkenal yakni kisah Abdurrahman bin Auf (Muhajirin) dengan Sa’ad bin Rabi’ (Anshar). Sa’ad berkata:
“Aku memiliki harta dan dua kebun. Ambillah salah satunya.
Aku juga memiliki dua istri; lihatlah siapa yang cocok bagimu, akan kuceraikan dan setelah masa iddahnya kau bisa menikahinya.”
Namun Abdurrahman bin Auf menjawab dengan penuh kehormatan:
“Semoga Allah memberkahimu, tetapi tunjukkan kepadaku di mana pasar.”
Ia lebih memilih bekerja, bukan mengambil harta saudaranya. Ini menunjukkan bahwa persaudaraan mereka dibangun atas dasar ikhlas, bukan belas kasihan.
Mengapa Manusia Perlu Bersahabat?
Dalam kehidupan modern yang serba cepat, persahabatan sering dianggap hal sederhana, padahal memiliki peran yang sangat mendasar bagi kesejahteraan manusia. Bersahabat bukan sekadar memiliki teman untuk berbicara atau berkumpul, tetapi merupakan kebutuhan psikologis dan sosial yang melekat pada diri manusia. Pertanyaannya: mengapa sebenarnya manusia perlu bersahabat?
1. Manusia adalah Makhluk Sosial
2. Sumber Dukungan Emosional
3. Menjaga Kesehatan Mental
4. Mengembangkan Karakter dan Empati
5. Memperluas Wawasan dan Pengalaman
6. Memberi Kekuatan Saat Masa Sulit
7. Menambah Kebahagiaan dalam Hidup
8. Menjadi Cermin untuk Pertumbuhan Diri
Sahabat sejati adalah mereka yang berani memberikan kritik membangun dan membantu kita menyadari kesalahan. Mereka mendorong kita untuk berkembang, menghadirkan sudut pandang baru, serta menjadi pengingat agar tidak keluar dari nilai-nilai yang kita pegang.
Pada akhirnya, persahabatan bukan hanya tentang kebersamaan, tetapi tentang pertumbuhan, dukungan, dan kebahagiaan yang saling dibagi. Manusia membutuhkan sahabat karena melalui hubungan itulah kehidupan menjadi lebih berarti. Persahabatan memperkaya pengalaman, memperkuat mental, serta membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam dunia yang sering kali individualistik, menjaga dan merawat persahabatan adalah investasi emosional yang sangat berharga.