H.Kurniawan, Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo.
Oleh: H.Kurniawan, Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo. Polemik dan protes atas diberinya gelar pahlawan untuk mantan Presiden ke 2 RI H. Soeharto masih terus berlanjut dan ini mengundang keprihatinan bagi pecinta dan pendukung Almarhum Bapak Soeharto, Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo H.Kurniawan mengatakan bahwa proses pemberian gelar pahlawan kepada seseorang bukanlah hal yang asal-asalan, juga bukan cuma karena nepotisme ataupun karena faktor kedekatan dengan penguasa, tapi karena kelayakan dan kepatutan untuk Bapak Soeharto yang sejak turun dari jabatan Presiden yang sudah hampir 32 tahun diembannya menjadi sasaran bully dan fitnahan yang sangat luar biasa tanpa bukti dan fakta yang benar.
Bagi pecinta dan pendukung Bapak Soeharto tentu ini adalah hal yang menyakitkan dan memprihatinkan, karena Soeharto adalah sosok anak kampung dan juga anak petani yang menghabiskan usia mudanya sampai akhir hayatnya untuk kepentingan bangsa dan negaranya, hidup di empat zaman yaitu masa kolonial Belanda, Jepang, Revolusi dan Zaman Pembangunan menjadikan Soeharto pribadi yang kuat keras serta bijak.
Ketika mendapatkan kepercayaan memimpin negeri ini itu semua bukan didapatkan karena nepotisme ataupun kudeta, tapi karena situasi yang tidak menentu saat terjadinya tragedi kemanusiaan berupa pemberontakan yang dilakukan oleh partai komunis sehingga menyebabkan perekonomian keamanan dan politik indonesia saat itu benar-benar lumpuh serta defisit yang begitu parah, sehingga bangsa indonesia mendesak dan menginginkan adanya sosok baru yang mampu mengembalikan situasi yang kondusif dan iklim ekonomi politik serta keamanan yang cepat pulih setelah tragedi berdarah itu terjadi, dan sosok yang dianggap mampu saat itu ya Soeharto.
Sehingga proses pergantian pemimpin negara ini terjadi dengan transparan dan tanpa ada paksaan seperti yang banyak diberitakan kelompok-kelompok yang tidak suka deang Soeharto dan Bapak Soeharto buktikan dalam waktu yang tidak terlalu lama sudah bisa memperbaiki dan memgembalikan situasi menjadi lebih baik, serta melakukan pembangunan disemua sektor dengan menjadikan Pancasila dan UUD 45 sebagai landasan dasar negara semakin menjadikan Indonesia maju dan disegani negara luar, negara aman dan sejahtera benar-benar pernah dirasakan saat Soeharto memipin negeri ini, dan semua itu menjadikan orang-orang yang tidak suka dengan Soeharto meradang dan terus menyusun siasat untuk menjatuhkan Soeharto dan memfitnahnya.
Di tahun 1998 krisis moneter yang sengaja diciptakan oleh pihak-pihak tertentu menjadikan semakin sulitnya situasi politik dan ekonomi saat itu dan demi mencegah banyaknya jatuh korban saat aksi demo berjilid -ilid didasari kecintaan kepada bangsa dan negara Indonesia Soeharto memilih mundur dari jabatanya, meski difitnah yang tidak berdasar dan tidak terbukti kelompok yang memang sejak tragedi 65 membenci Soeharto terus melakukan fitnahan dan pembunuhan karakter kepada Soeharto dan keluarga, tapi sebuah kebenaran akan tetap muncul kepermukaan mencari jalanya sendiri meskipun ditutupi sedemikian rupa, bagi segelintir orang, Soeharto adalah penjahat dan pelanggar HAM meskipun tidak bisa dibuktikan, tapi bagi kebanyakan orang Soeharto adalah seorang tokoh bangsa yang selalu dirindukan, diidolakan dan didambakan sampai kapan pun dan bagi kami sosok Soeharto adalah tokoh bangsa yang layak untuk dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Al Fatihah untuk beliau ucap H.Kurniawan di tengah kesibukannya.