
Banjir Jakarta
Oleh: Asep Solihudin S.Sos.,M.E.
Ini merupakan renungan buat saya sebagai penulis. Perhatikan, begitu pemurahnya Alloh saat memberikan negara Indonesia kita hujan di musim kemarau. Fenomena yang tidak biasa,hingga terjadi banjir di Ibukota.
Dari sisi manapun akan kembali ini merupakan karunia Alloh, bentuk kecintaan Alloh dan kasih sayang Alloh.
Jika dipandang dari sisi keilmuan hujan di musim kemarau diprediksi hal ini dan disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah dinamika atmosfer yang masih aktif, seperti gelombang atmosfer dan siklonik yang dapat memicu pembentukan awan hujan.

Selain itu, pemanasan permukaan bumi yang tidak merata juga bisa menyebabkan hujan konvektif, yaitu hujan yang turun tiba-tiba saat cuaca panas atau kemarau.
Adapun menurut prakiraan musim kemarau di Indonesia umumnya terjadi pada bulan April hingga September. Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Juni, Juli, dan Agustus. “Tapi kalau Alloh mau siapa yang bisa menghalangi”
Alloh Mau tanda Alloh Maha Kuasa atas segala, belum terprediksi dengan akal dan pikiran, dan ini sejalan dengan pernyataan Nya di dalam Al Quran Luqman ayat 34.
“Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal”
Karena hujan sifatnya sesuai kehendak Alloh, begitupun dengan Dia mengetahui terkait apa yang terjadi esok dan di bumi mana kita dipanggil. Itu mutlak punya Alloh. Oleh karenanya ada sifat-sifat Alloh yang memang mutlak baginya, dan tak ada sekutu baginya.
Ada pun sifat wajib Allah yang tidak bisa terbantah:
- Wujud (وجود): Ada, Allah itu ada dan nyata keberadaannya.
- Qidam (قدام): Terdahulu, Allah ada sebelum segala sesuatu ada.
- Baqa (بقاء): Kekal, Allah itu kekal dan tidak akan pernah binasa.
- Mukhalafatu Lil Hawadisi (مخالفة للحوادث): Berbeda dengan makhluk-Nya, Allah tidak menyerupai apapun yang diciptakan-Nya.
- Qiyamuhu Binafsihi (قيامه بنفسه): Berdiri sendiri, Allah tidak membutuhkan apapun dan siapapun.
- Wahdaniyah (وحدانية): Esa, Allah itu satu dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
- Qudrat (قدرة): Kuasa, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
- Iradat (إِردة): Berkehendak, Allah berkehendak atas segala sesuatu yang terjadi.
- Ilmu (علم): Mengetahui, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
- Hayat (حياة): Hidup, Allah Maha Hidup dan kekal.
- Sama’ (سَمَعٌ): Mendengar, Allah Maha Mendengar segala sesuatu.
- Bashar (بَصَرٌ): Melihat, Allah Maha Melihat segala sesuatu.
- Kalam (كِلَامٌ): Berkata-kata, Allah Maha Berfirman.
- Qadiran (قَادِرًا): Maha Kuasa, Allah memiliki sifat Qudrat dalam bentuk yang sempurna.
- Muridan (مُرِیدًا): Maha Berkehendak, Allah memiliki sifat Iradat dalam bentuk yang sempurna.
- ‘Aliman (عَالِمًا): Maha Mengetahui, Allah memiliki sifat Ilmu dalam bentuk yang sempurna.
- Hayyan (حَيًّا): Maha Hidup, Allah memiliki sifat Hayat dalam bentuk yang sempurna.
- Sami’an (سَمِيْعًا): Maha Mendengar, Allah memiliki sifat Sama’ dalam bentuk yang sempurna.
- Bashiran (بَصِيْرًا): Maha Melihat, Allah memiliki sifat Bashar dalam bentuk yang sempurna.
- Mutakalliman (ﻣُﺘَﻜَﻠِّﻤًﺎ): Maha Berkata-kata, Allah memiliki sifat Kalam dalam bentuk yang sempurna
Kembali ke hujan lebat di musim kemarau, fenomena ini mesti nikmati dan disyukuri, dengan terus mendekatkan diri kepadaNya. Dengan cara apa? dengan cara menelaah dan mengkaji kebermanfaatan dan potensi yang terjadi.
Tapi pertanyaannya kenapa Alloh turunkan hujan di musim kemarau? Dari ini kembali saya sebagai penulis memberi pandangan dari sisi tentunya agama yang saya anut yakni Islam.
Merujuk pada Surat Al-A’raf ayat 96 yang artinya:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
Terkait potensi yang terjadi permisalan banjir di Ibukota, kita lihat lagi bangunan-bangunan tempat banjir pastinya dahulu pasti tempat air bermukim, bukan manusia bermukim.
Terlebih Ibukota Jakarta yang semenjak di Depok, Bekasi dan Tangerang merupakan tempat cekungan air, embung atau rawa yang kini mulai musnah akibat keserakahan, jadi wajar jika tuan rumah yakni air lewat dengan seenaknya. Bahkan kini di dataran tinggi seperti Bogor Selatan yakni kawasan Puncak pun alami banjir bandang hingga memakan korban jiwa.
Hujan di musim kemarau hakikatnya merupakan ayat Alloh yang tidak terlihat, atau
Ayat-ayat Allah yang tidak tertulis, yang juga disebut ayat kauniyah, adalah tanda-tanda kebesaran Allah yang terlihat di alam semesta ini.
Ayat-ayat ini merupakan ciptaan Allah yang dapat diamati dan direnungkan, seperti langit, bumi, perbedaan siang dan malam, serta berbagai fenomena alam lainnya.
“Bukankah kita manusia istimewa, bukankah alam ini diciptakan bukan untuk dimusnahkan tapi dimanfaatkan dan bukankah kita makhluk yang berpikir, dimana alam semesta yang kaya ini hakikatnya adalah akan kita wariskan untuk anak cucu, cicit masa depan nanti agar mereka juga merasakan keindahan dan nikmatnya menjadi hamba Alloh,”.
Apapun itu bahwa ayat-ayat Alloh bukanlah mantra-mantra, bukan pula jimat untuk memuaskan nafsu, Ayat Alloh ada di dalam Al Quran dan merupakan kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya dan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, seperti yang tertuang di dalam Al Quran surat Al Baqorah ayat 2.
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَۛ فِيْهِۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.”
Catat Orang Yang Bertaqwa, hanya itu! (Pengendara Angin)