
Peresmian fasilitas LNG.
29 Mei 2025 — PT Wira Energi (WE), perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang niaga gas alam, hari ini meresmikan fasilitas niaga LNG pertamanya di Bali yang berlokasi di Meliling, Tabanan. Acara peresmian ditandai dengan pemotongan pita dan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan salah satu pelanggan LNG. Fasilitas ini dirancang sebagai pusat distribusi strategis Liquefied Natural Gas (LNG) untuk sektor komersial dan industri di Bali, sekaligus memperkuat ketahanan energi berbasis produksi dalam negeri.
Peresmian fasilitas LNG ini menjadi langkah konkret PT Wira Energi dalam mendukung visi Pemerintah Provinsi Bali menuju Net Zero Emission 2045 sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Bali No. 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih. Upaya ini sejalan dengan kebijakan Bali yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil impor seperti LPG dan diesel, serta mendorong pemanfaatan energi bersih di berbagai sektor, termasuk pariwisata dan manufaktur.
Founder & CEO PT Wira Energi, Wira Rahardja, menegaskan bahwa pembangunan fasilitas LNG di Tabanan merupakan perwujudan komitmen perusahaan dalam memperluas akses terhadap energi yang lebih bersih, efisien, dan berbasis produksi nasional.
“Setelah memimpin pengembangan pabrik likuifaksi LNG pertama di Jawa, kami percaya bahwa penguatan infrastruktur distribusi di wilayah seperti Bali akan mempercepat transisi energi nasional. Ini baru permulaan. Kami siap melanjutkan pengembangan LNG di titik-titik strategis lainnya di Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, ketahanan energi, dan lingkungan yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.
Lebih dari 70 persen konsumsi LPG nasional saat ini masih berasal dari impor, padahal Indonesia merupakan salah satu produsen LNG terbesar di dunia. Beralih ke LNG dalam negeri dinilai sebagai langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pada energi impor, menghemat devisa negara, dan memperkuat struktur ekonomi energi nasional agar lebih mandiri dan tangguh terhadap fluktuasi harga global.
Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Monitoring dan Evaluasi Infrastruktur Migas, Dr. Anggawira, M.M., M.H., turut memberikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Ia menyebut bahwa potensi gas bumi di Indonesia sangat besar dan Bali memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu wilayah yang mandiri dalam energi dan mampu mengembangkan energi hijau.
“Potensi gas bumi di Indonesia ini luar biasa. Khususnya di Bali, terdapat peluang besar untuk menggali potensi tersebut agar wilayah ini memiliki ketahanan dan kemandirian energi berbasis gas bumi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas ESDM, Laode Sulaeman, S.T., M.T., menyampaikan bahwa target Net Zero Emission nasional pada tahun 2060 masih jauh dari capaian ideal.
“Sampai saat ini kita baru mencapai sekitar 15% bauran energi terbarukan. Kita perlu menurunkan konsumsi bahan bakar minyak dan mendorong teknologi bersih pada pembangkit berbasis batu bara. Pemanfaatan gas bumi dalam negeri adalah jawaban yang tepat untuk menjembatani transisi tersebut,” jelas Laode.
Sebagai bahan bakar multifungsi, LNG dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan di Bali, mulai dari hotel, restoran, dan kafe; dapur komersial dan dapur pusat; boiler industri yang efisien dan rendah emisi; hingga pembangkit listrik, laundry komersial, dan rumah sakit. PT Wira Energi menghadirkan berbagai keunggulan LNG, termasuk harga yang lebih kompetitif, lebih ramah lingkungan dengan pengurangan emisi CO₂ sekitar 25 persen, serta lebih aman karena LNG berbasis metana yang lebih ringan dari udara dan tidak menumpuk jika terjadi kebocoran.